LOVE
IS CINTA
Cinta
adalah bagian paling ajaib dari penciptaan manusia. Ia ada, terasa, namun tak
teraba. Tapi bukan hanya disana keajaiban itu saya rasa. Jika cinta telah
beruang , tak seorang akan bisa menahan. Jika ia telah bergolak, tak siapa bisa
melawan. Cinta bisa menjadi kekuatan. Ia bisa menjadi api saat kau kedinginan,
menjadi sepoi saat kau kegerahan, menjadi penegak saat kau kelelahan, menjadi
penuntun disaat kau kebutaan...
(Sakti
Wibowo, penulis “Melukis Cinta”)
Peringkat Cinta
Dalam
Islam ada peringkat-peringkat cinta. Tingkatan cinta ini sebaiknya dipahami
oleh para remaja. Bila mereka menempatkan prioritas yang salah, maka akan
terjadi sebuah kesalahan yang luar biasa. Salah-salah mereka bisa menjadi hamba
Allah yang musyrik karena menandingi cinta kepada Allah dengan cinta kepada
makhluk-Nya.
Menurut Ibnul Qayyim, seorang ulama di
abad ke-7, terdapat enam peringkat cinta (maratibul-mahabah
), yaitu:
1.
Tatayyum,
adalah tingkatan yang paling tinggi karena
merupakan hak Allah semata.
“Dan
diantara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah.
Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...” (QS.
Al-Baqarah:165)
Siapa
sih yang telah memberikan kita perasaan yang begitu bahagia, penuh rasa dan
warna yang disebut dengan cinta?? Siapa yang telah membuat aturan begitu
lengkap dan rapi dengan tujuan melindungi manusia dari jurang neraka?? Siapa
yang telah menyatukan dua hati yang awalnya tidak saling kenal bahkan belum
pernah ketemu menjadi sepasang keaksih yang saling mencintai tanpa lekang oleh
waktu??
Dialah Allah, Dzat Yang
Maha Belas Kasih dan Penyayang.
Cinta yang Allah berikan kepada makhluk
didunia ini hanyalah 1% dari 100% cinta-Nya. Selebihnya, 99% cinta yang lain,
Allah berikan hanya kepada oarang-orang yang beriman kepada-Nya kelak di
akhirat nanti. Coba bayangkan, yang 1% dan dibagi-bagi keseluruh penduduk bumi
saja bisa mencukupi semua makhluk, sehingga seekor macan tak mungkin memangsa
anaknya meskipun ia begitu kelaparannya, seorang Ibu akan rela memberikan
makanannya kepada buah hatinya sekalipun ia sendiri membutuhkannya. Itulah
Cinta Allah Kepada makhluknya, semua bisa mendapatkanya.
Lantas bagaimana hebatnya 99% cinta
lainnya?? Wahh..Wahh..tak terbayang bagaimana dahsyatnya cinta Allah yang satu
itu buat orang-orang beriman kelak di surga. Thats Why kenapa kita harus meletakkan kecintaan kepada Allah pada
tingkat yang paling tinggi diantara cinta-cinta yang lainnya.
2.
‘Isyk,
merupakan
hak Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu
membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya,dan lain-lain. Namun, bukan untuk
menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullah SAW dengan segenap
konsekuensinya. Kita akan dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan
mengikuti petunjuknya dalam mengamalkan agama ini. Kita juga akan mencintai
kehidupannya yang begitu luhur dan penuh amal shalih. Cinta kita kepada
Rasulullah mendorong kita untuk membela
agama ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela
sunnahnya bila sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada
Allah, maka ikutilah aku (Nabi SAW) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni
dosa-dosa kalia.”
(QS. Ali Imran: 31)
3. Syauq,
yaitu
cinta anatara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, antara orang
tua dan anak, yang menumbuhkan rasa mawaddah wa rahmah. Manakala terjadi
konflik atau perbedaan pendapat, akan mudah diselesaikan karena aspek cinta
mereka yang begitu besar. Kadang boleh saja emosi meninggi, namun ia akan
menjadi redam ketika cinta menjadi pertimbangan utama.
4. Shahabah, yaitu
cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah islamiyah. Cinta ini menuntut
sebuah kesabaran yang untuk meneriam perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah
hikmah yang berharga. Bila cinta ini ada, Insyaallah segala perbedaan bisa
disinergikan. Tidak semua perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hanya
membutuhkan sedikit pengertian saja. Cinta ini harus dimunculkan sebagai
sebentuk upaya untuk menciptakan kenyamanan hubungan dlam tubuh umat Islam.
5. ‘Ithf (Simpati), ditujukan
kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk
menyelamatkan manusia, termasuk pula di dalamnya adlah berdakwah. Rasa ini
seringkali muncul bila sisi kemanusiaan kita tersentuh.
6. Cinta
yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta atau keinginan kepada selain
manusia, harta benda. Namun, keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta jenis ini pula yang
seringkali menggelincirkan manusia, karena sifat harta memang selalu melenakan.
Namun, bila kita cerdas, banyaknya harta benda seharusnya tidak menjadikan kita
terlena. Sebaliknya, ia hanya menjadi sarana untuk meraih cinta yang sebenarnya
yaitu kepada Allah ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar