welcome


web widgets

Rabu, 10 September 2014

LOVE IS CINTA



LOVE IS CINTA
            Cinta adalah bagian paling ajaib dari penciptaan manusia. Ia ada, terasa, namun tak teraba. Tapi bukan hanya disana keajaiban itu saya rasa. Jika cinta telah beruang , tak seorang akan bisa menahan. Jika ia telah bergolak, tak siapa bisa melawan. Cinta bisa menjadi kekuatan. Ia bisa menjadi api saat kau kedinginan, menjadi sepoi saat kau kegerahan, menjadi penegak saat kau kelelahan, menjadi penuntun disaat kau kebutaan...
                                                (Sakti Wibowo, penulis “Melukis Cinta”)
Peringkat Cinta
      Dalam Islam ada peringkat-peringkat cinta. Tingkatan cinta ini sebaiknya dipahami oleh para remaja. Bila mereka menempatkan prioritas yang salah, maka akan terjadi sebuah kesalahan yang luar biasa. Salah-salah mereka bisa menjadi hamba Allah yang musyrik karena menandingi cinta kepada Allah dengan cinta kepada makhluk-Nya.
          Menurut Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, terdapat enam peringkat cinta (maratibul-mahabah ), yaitu:
1.    Tatayyum,  adalah tingkatan yang paling tinggi karena merupakan hak Allah semata.
“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...” (QS. Al-Baqarah:165)
                             Siapa sih yang telah memberikan kita perasaan yang begitu bahagia, penuh rasa dan warna yang disebut dengan cinta?? Siapa yang telah membuat aturan begitu lengkap dan rapi dengan tujuan melindungi manusia dari jurang neraka?? Siapa yang telah menyatukan dua hati yang awalnya tidak saling kenal bahkan belum pernah ketemu menjadi sepasang keaksih yang saling mencintai tanpa lekang oleh waktu??
Dialah Allah, Dzat Yang Maha Belas Kasih dan Penyayang.
Cinta yang Allah berikan kepada makhluk didunia ini hanyalah 1% dari 100% cinta-Nya. Selebihnya, 99% cinta yang lain, Allah berikan hanya kepada oarang-orang yang beriman kepada-Nya kelak di akhirat nanti. Coba bayangkan, yang 1% dan dibagi-bagi keseluruh penduduk bumi saja bisa mencukupi semua makhluk, sehingga seekor macan tak mungkin memangsa anaknya meskipun ia begitu kelaparannya, seorang Ibu akan rela memberikan makanannya kepada buah hatinya sekalipun ia sendiri membutuhkannya. Itulah Cinta Allah Kepada makhluknya, semua bisa mendapatkanya.
Lantas bagaimana hebatnya 99% cinta lainnya?? Wahh..Wahh..tak terbayang bagaimana dahsyatnya cinta Allah yang satu itu buat orang-orang beriman kelak di surga. Thats Why kenapa kita harus meletakkan kecintaan kepada Allah pada tingkat yang paling tinggi diantara cinta-cinta yang lainnya.
2.    ‘Isyk, merupakan hak Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya,dan lain-lain. Namun, bukan untuk menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullah SAW dengan segenap konsekuensinya. Kita akan dengan bangga menjalankan sunnah-sunnahnya dan mengikuti petunjuknya dalam mengamalkan agama ini. Kita juga akan mencintai kehidupannya yang begitu luhur dan penuh amal shalih. Cinta kita kepada Rasulullah mendorong kita untuk membela  agama ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunnahnya bila sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain.
“Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi SAW) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalia.”
 (QS. Ali Imran: 31)
3.    Syauq, yaitu cinta anatara mukmin dengan mukmin lainnya. Antara suami istri, antara orang tua dan anak, yang menumbuhkan rasa mawaddah wa rahmah. Manakala terjadi konflik atau perbedaan pendapat, akan mudah diselesaikan karena aspek cinta mereka yang begitu besar. Kadang boleh saja emosi meninggi, namun ia akan menjadi redam ketika cinta menjadi pertimbangan utama.
4.    Shahabah, yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran yang untuk meneriam perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga. Bila cinta ini ada, Insyaallah segala perbedaan bisa disinergikan. Tidak semua perbedaan harus dipaksa sama, tapi kadang hanya membutuhkan sedikit pengertian saja. Cinta ini harus dimunculkan sebagai sebentuk upaya untuk menciptakan kenyamanan hubungan dlam tubuh umat Islam.
5.    ‘Ithf (Simpati), ditujukan kepada sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, termasuk pula di dalamnya adlah berdakwah. Rasa ini seringkali muncul bila sisi kemanusiaan kita tersentuh.
6.    Cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta atau keinginan kepada selain manusia, harta benda. Namun, keinginan ini sebatas intifa’ (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta jenis ini pula yang seringkali menggelincirkan manusia, karena sifat harta memang selalu melenakan. Namun, bila kita cerdas, banyaknya harta benda seharusnya tidak menjadikan kita terlena. Sebaliknya, ia hanya menjadi sarana untuk meraih cinta yang sebenarnya yaitu kepada Allah ta’ala.










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar